Martha Betaubun, M. Hum. Doktor Keenam Ilmu Pendidikan Bahasa PPs UNY

Martha Betaubun M.Hum. yang merupakan alumni S2 prodi ELS PPS Universitas Hasanuddin Makassar telah berhasil menyelesaikan program Doktor (S3) di kampus Universitas Negeri Yogyakarta dalam jangka waktu empat tahun empat bulan. Beliau merupakan Doktor ke-6 Ilmu pendidikan Bahasa (IPB) Program Pasca Sarjana UNY. Dosen tetap jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Musamus Merauke ini mampu mempertahankan disertasinya yang berjudul Rekonseptualisasi pembelajaran bahasa Inggris di wilayah Perbatasan NKRI Papua-Papua New Guinea” di depan para penguji yang beranggotakan Prof. Dr. Marsigit, M.A. (Ketua penguji/penguji), Prof. Sugirin, Ph.D (Sekretaris penguji), Prof. Suwarsih Madya.,Ph.D (Promotor/penguji), Prof. Dr. Margana.,M.Hum.,MA (Co-promotor/penguji), Prof. Dr. Pratomo Widodo (Penguji utama), dan Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd ( penguji utama/penguji external).   

Sidang terbuka yang diselenggarakan pada tanggal 10 januari 2019, perempuan yang berusia 43 tahun tesebut menjelaskan mengenai pentingnya Rekonseptualisasi pembelajaran bahasa Inggris di wilayah perbatasan NKRI-Papua New Guinea. Dalam paparannya, Rekonseptualisasi merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran bahasa inggris di wilayah perbatasan Papua-Papua New  Guinea berdasarkan  pada pengelompokan harapan lama sekolah (HLS) yang tinggi  dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan kurikulum nasional dan harapan lama sekolah (HLS) yang rendah  mengacu pada baca, tulis, hitung (calistung). Dengan pendekatan ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan di wilayah perbatasan dengan keadaan dan kondisi yang terbatas.

Secara teoritis Beliau memberi alasan bahwa, mengacu pada pedagogi pascametode Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda: jenis kelamin, usia, kemampuan, lingkungan dan sebagainya, menyebabkan sulit menentukan satu jenis metode yang sesuai untuk semua karakteristik. Metode yang dipergunakan perlu memperhatikan heterogenitas siswa agar terterap maksimal sehingga pembelajaran efektif. Untuk itu guru-guru bahasa harus berusaha memiliki pengetahuan yang cukup agar mampu memutuskan metode/teknik pengajaran bahasa yang tepat berdasarkan praktik mereka sendiri dalam situasi dan kondisi pengajaran yang dihadapi.

Singkatnya,pengajaran bahasa seharusnya berpegang teguh pada pemahaman, yaitu belajar bahasa adalah belajar menggunakan bahasa bukan mempelajari tentang bahasa tersebut. Pembelajaran bahasa Pembelajar perlu mengembangkan prinsip-prinsip pemelajaran agar proses belajar berjalan efektif sehingga siswa mampu meraih pencapaian belajar yang optimal. Mengacu pada prinsip yang ditawarkan oleh Brown (2007), dapat dikembangkan prinsip kognitif, yang meliputi: 1) keotomatisan, 2) pemelajaran bermakna, 3) harapan pada penghargaan, 4) motivasi intrinsik, 5) investasi strategis, dan 6) otonomi; b) Sosio Afektif yang meliputi: 1) ego bahasa, 2) kesediaan untuk berkomunikasi, 3) keterkaitan bahasa budaya; c) Kebahasaan yang meliputi: 1) efek bahasa asli, 2) antar bahasa, dan 3) kompetensi komunikatif.

Pemelajar perlu memertimbangkan penggunaan starategi makro yang diprakarsai oleh Kumaravadivelu (2003): 1) Memaksimalkan kesempatan belajar, 2) Memfasilitasi interaksi ternegosiasikan, 3) Meminimalkan pergeseran perseptual, 4) Mengaktifkan heuristika intuitif, 5) Meningkatkan kesadaran bahasa, 6) Pengontekstualan asupan kebahasaan, 7) Memadukan keterampilan bahasa, 8) Mempromosikan kemandirian pemelajar, 9) Menimbulkan kesadaran budaya, dan 10) menjamin relevansi sosial.

Dari atas podium, Nampak Promotor Prof. Suwarsih Madya., Ph.D dan  Prof. Dr. Margana. M.Hum selaku Wakil Rektor 1 (satu)  dan sekaligus sebagai  Co-promotor Ibu Martha Betaubun terlihat bahagia karena jurusan IPB telah berhasil mencetak Doktor yang ke- 6.